Senin, 30 Mei 2011

HUBUNGAN SISTEM SARAF DENGAN REPRODUKSI WANITA

Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.


Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:

# Ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur

# Tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan

# Rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin

# Vagina, merupakan jalan lahir.



Alat reproduksi wanita

ORGAN KELAMIN LUAR

Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut.

Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra.

Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset.

Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar Bartolin.

Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.

Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).

Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria).

Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.

Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus.

Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam.

Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink.

Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara).

Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.

ORGAN KELAMIN DALAM

Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual).

Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. Dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.

Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina.

Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin.

Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina.

Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen.

Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan.

Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.

Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).

Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.

Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.

Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.

Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.

Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal.

Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi.

Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.

Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium.

Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.

Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba.

Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah.

Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim.

Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi.

Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit.

Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur.

Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause.

Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya.

Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut. 



Jumat, 27 Mei 2011

SISTEM PERSYARAFAN (2. SISTEM SARAF TEPI)


Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi

1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
  1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
  2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
  3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.


a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.

b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan. 

c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.


2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik
Simpatik
  • mengecilkan pupil
  • menstimulasi aliran ludah
  • memperlambat denyut jantung
  • membesarkan bronkus
  • menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
  • mengerutkan kantung kemih
  • memperbesar pupil
  • menghambat aliran ludah
  • mempercepat denyut jantung
  • mengecilkan bronkus
  • menghambat sekresi kelenjar pencernaan
  • menghambat kontraksi kandung kemih

SISTEM PERSYARAFAN (1. SISTEM SARAF PUSAT)



Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron

Cara Kerja Sitem Saraf
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.

Skema terjadinya gerak sadar
Rangsang -reseptor – sel saraf sensorik – otak-sel saraf motorik-efektor- tanggapan

Sistem Saraf Pusat
 
Meliputi otak (Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Diantara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.


1. Otak besar (sere
brum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
2. Otak tengah (mesensefalon) 
Gambar Otak Tengah
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
3. Otak kecil (serebelum) 
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

4. Pons batang


Pons terletak di permukaaan anterior cerebellum, inferior mesensefalon dan inferior medula oblongata. Pons atau jembatan dinamakan dari banyaknya serabut yang berjalan transversal pada permukaan anteriornya yang menghubungkan kedua hemispherium cerebelli. Pada pons terdapat inti-inti saraf kranial (n.V-VII) dan inti-inti yang mengirimkan axon ke cerebellum melalui pedunculus cerebellaris medius (brachium pontis)
5. Sumsum sambung (medulla oblongata)
 
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.


Fungsinya

1.Mengontrol pekerjaan jantung
2.Vasokontruktor (mengecilkan pembuluh darah)
3.Respiratory center
4.Mengontrol kegiatan reflek
• Jembatan varol (pons varoli) 
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
6.Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor


Fungsi medula spinalis

1.Pusat gerakan otot – otot tubuh terbesar di kornu motorik dan kornu ventralis.
2.Mengatur kegiatan reflek spinalis serta reflek lutut
3.Menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke serebelum
4.Sebagai penghubung antar segmen medula spinalis
5.Komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh
6.Mentransmisikan impuls ke dan dari otak melalui traktus asendens dan desendens

Rabu, 25 Mei 2011

SISTEM PERNAPASAN




Bernafas
Bernafas berkaitan dengan keluar masuknya udara melalui alat-alat pernapasan.
  • Bernapas meliputi proses inspirasi (memasukkan udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara).
  • Udara yang dimasukkan selalu berupa O2 dan udara yang dikeluarkan berupa gas CO2
  • Masuk dan keluarnya udara tentu sangat dipenguruhi oleh PERBEDAAN TEKANAN.
  • Perbedaan tekanan itu terlihat jelas , di udara PO2 ( tekanan O2 ) nya = 160 mmHg dan tekanan O2 di Alveolus 105 mmHg maka secara difusi dipastikan O2 dari udara bergerak ke alveolus paru paru , PCO2 udara = 0,3 mmHg sedang di Alveolus = 40 mmHg ya pasti CO2 di alveolus akan bergerak ke lingkungan
  • Agar proses inspirasi dan ekspirasi itu bisa berlangsung , maka tubuh membuat pola bagaimana menciptakan perbedaan tekanan sehingga bisa terjadi difusi itu menjadi lebih cepat .
  • Pola yang dilakukan itulah yang kita sebut dengan Mekanisme bernafas. OK
Untuk dapat terlaksananya Mekanisme bernafas itu kita perlu mengenal beberapa organ tubuh diluar alat pernapasan yang berkaitan dengan proses pernapasan, diantaranya:
1. Diafraghma dan otot diafragma
Merupakan sekat rongga dada yang membatasi antara rongga dada dengan rongga perut. Rongga dada berisi paru-paru dan jantung, sedangkan rongga perut berisi lambung dan alat-alat pencernaan lainnya). Diafragma adalah organ berupa lembaran tipis yang membetasi rongga paru dengan perut. Lembaran ini berupa otot yang mampu melakukan kontraksi dan relaksasi . Jika otot diafragma berkontraksi maka diafragma datar , posisi diafragma yang datar membuat ruang paru menjadi luas dan jika relaksasi diafragma akan melengkung ke arah paru paru sehingga ruangan dada menyempit.
2. Rusuk dan Otot Antar Tulang Rusuk (OATR)
Rusuk digunakan untuk melindungi paru paru dan jantung , sekaligus merupakan tempat melekatnya otot antar tulang rusuk. otot ini akan berkontraksi atau berelalksasi saat terjadi proses pernapasan.
Mekanisme bernapas
Pernapasan manusia dibedakan atas
  1. pernapasan dada
  2. pernapasan perut.
Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi yang melibatkan OATR dan Rusuk
Pernafasan Perut melibatkan diafragma dan ototnya , dan tentu tidak melibatkan OATR dan Rusuknya .
Mekanisme pernapasan dada
1. Fase Inspirasi pernapasan dada
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru
2. Fase ekspirasi pernapasan dada
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
mekanisme pernapasan perut
1. Fase inspirasi pernapasan perut
  • Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut: sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk
2. Fase ekspirasi pernapasan perut
  • Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
Mohon diperhatikan Sebenarnya Pernafasan dada dan perut selalu sinergis dan saling mendukung , namun sering dalam soal jika pertanyaannya mekanisme pernafasan dada ya jangan gunakan diafragma , begitu sebaliknya , namun jika tidak menanyakan mekanisme tersebut secara detail maka keduanya perlu dipakai .
misal
  • Bagaimana Mekanisme Inspirasi Ekspirasi dalam bernafas ? Jawab : keduanya berkontraksi baik OATR maupun Otot diafragma sehingga rusuk terangkat dan Diafragma datar , ini membuat ruang dada membesar - paru besar - tekanan kecil - udara masuk (inspirasi) begitu sebaliknya.
Jika keduanya Relaksasi maka Rusuk turun menekan paru paru dan Diafragma melengkung ruangan paru jadi sempit tekanan besar sehingga udara diparu paru keluar
Sebagai Pedoman untuk Jawaban Soal atau pola pikir respirasi ini adalah
  1. Jika ingin memasukkan udara atau inspirasi Otot pernafasan Harus Kontraksi
  2. sebaliknya jika ingin mengeluarkan udara atau Expirasi Otot pernafasannya harus Relaksasi
  3. Jika ditanya Pernafasan Dada jangan diikutkan Otot diafragma dan diafragma begitu sebaliknya , namun jika hanya ditanya bagaiman memasukkan udara gunakan tadi pasal 1 KONTRAKSI ok
BERIKUT JUGA KAMI SAMPAIKAN CARA PERNAFASAN PERUT DAN DADA UNTUK LATIHAN
PERNAFASAN PERUT

Cara pernafasan perut dengan tidur;

  1. Tidur telentang tanpa bantal.
  2. Posisi tangan berada disamping tanpa menyentuh badan.
  3. Ujung ibu jari bertemu dengan ujung jari tengah.
  4. Bila belum mampu berkonsentrasi dengan mata tebuka maka diperbolehkan mata terpejam.
  5. Menghirup udara melalui hidung secara perlahan dan teratur serta berusaha tanpa menimbulkan suara dalam penghirupan udara.
  6. Bila sudah tidak mampu lagi menghirup udara atau perut dan dada terasa sudah terisi penuh udara, simpan didalam perut.
  7. Yakni dengan mendorong udara yang didada menuju keperut, perut dikembungkan dan dorong hingga terpusat dipusar.
  8. Tahan posisi tersebut dalam beberapa hitungan awal, bagi pemula sekitar 10 hitungan secara teratur dan berjangka.
  9. Dorong udara yang didalam perut kedada dan keluarkan udara melalui mulut secara perlahan dan teratur serta sehalus mungkin, berusaha untuk tidak menimbulkan suara hingga udara didalam dada terkuras habis.
  10. Ulangi hal tersebut secara berulang dan sesering mungkin dan berusaha untuk meningkatkan daya tahan atau lamanya menahan udara didalam dada.
Cara pernafasan perut dengan duduk;

  1. Duduk dilantai, akan lebih nyaman apabila langsung diatas tanah yang datar dan rata.
  2. Kaki bersila, kaki kanan dibawah kaki kiri.
  3. Ujung ibu jari bertemu ujung jari tengah dan diletakkan diatas lutut kanan bagi tangan kanan dan demikian juga dengan tangan kiri diletakkan pada lutut kiri.
  4. Kepala memandang lurus kedepan dan tegap, bila belum mampu berkonsentrasi dengan mata terbuka maka diperkenankan untuk memejamkan mata.
  5. Menghirup udara melalui hidung secara perlahan dan teratur serta berusaha tanpa menimbulkan suara dalam penghirupan udara.
  6. Bila sudah tidak mampu lagi menghirup udara atau perut dan dada terasa sudah terisi penuh udara, simpan diperut.
  7. Yakni dengan mendorong udara yang didada menuju keperut, perut dikembungkan dan dorong hingga terpusat dipusar.
  8. Tahan posisi tersebut dalam beberapa hitungan awal, bagi pemula sekitar 10 hitungan secara teratur dan berjangka.
  9. Dorong udara yang didalam perut kedada dan keluarkan udara melalui mulut secara perlahan dan teratur serta sehalus mungkin, berusaha untuk tidak menimbulkan suara hingga udara didalam dada terkuras habis.
  10. Ulangi hal tersebut secara berulang dan sesering mungkin dan berusaha untuk meningkatkan daya tahan atau lamanya menahan udara didalam dada.
Cara pernafasan perut dengan berdiri;
  1. Ambil kuda-kuda tengah. -Kaki kanan dan kaki kiri menyamping dengan jarak sekitar 1 meter. -Badan berada ditengah antara kedua jarak antar kaki yang meregang. -Kaki tegak lurus, sehingga masing-masing paha akan miring.
  2. Kedua ujung ibu jari tangan bertemu dan kedua ujung jari telunjuk juga bertemu, sehingga akan terbentuk seperti sebuah lambang hati, posisi tangan lurus kedepan tapi rileks.
  3. Hirup udara secara perlahan melalui hidung secara perlahan, lembut, dan sehalus mungkin serta sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Dan gerakkan kedua tangan melebar kesamping dengan perlahan sesuai dengan irama penghirupan udara.
  4. Bila kedua tangan telah berada pada i80 derajat, gerakan tangan menuju kesamping pinggang, dan usahakan penghirupan udara selesai ketika tangan telah sampai pada pinggang.
  5. Kepalkan tangan dan letakkan disamping pinggang dan dorong udara yang ada didada menurun menuju perut.
  6. Kembungkan perut dan dorong serta berusaha untuk memfokuskan udara kepusar.
  7. Tahan dalam beberapa lama atau hitungan(sekitar 10), untuk tahap awal. Dan berusaha untuk tingkat lanjut untuk meningkatkan daya tahan atau lamanya menahan nafas atau udara diperut.
  8. Dorong udara yang ada diperut menuju kedada dan keluarkan udara melalui mulut secara perlahan dan halus dan berusaha untuk tidak menimbulkan suara, dan angkat tangan didepan(seakan menempel) dada kemudian gerakkan tangan kedepan, seakan seperti mendorong secara perlahan dan halus pula.
  9. Berusaha pada pengeluaran udara yang terakhir, posisi tangan atau jari sebagaimana posisi awal ketika mengambil udara, yakni membentuk hati.
  10. Ulangi pernafasan ini secara bertahap dan berusaha untuk meningkatkan daya tahannya atau lamanya menahan udara.
  11. Bila ketika menahan udara terlalu lama sehingga tidak mampu untuk mencoba mengeluarkan udara melalui mulut, maka hirup udara melalui mulut seperlunya(sedikit mungkin), kemudian keluarkan udara didalam dada melalui mulut. Hal ini diperlukan bila terdesak, yakni karena terlalu lama menahan nafas, sehingga katup tenggorokan tidak bisa terbuka, sehingga untuk memaksanya diperlukan asupan udara baru dari luar.
  • Pernafasan perut dengan berdiri ini mungkin agak berbahaya, karena ketika terlalu lama menahan udara diperut bisa mengalami kegelapan dan pingsan sejenak, dan reflek tubuh yang tidak terkontrol.
  • Dan mungkin sang pelaku akan jatuh kebelakang bila tidak mampu mengontrol atau mempertimbangkan penahanan udara pada perutnya.
  • Pernafasan perut ini kemungkinan membutuhkan jangka waktu yang lumayan lama bila ingin menginjak pada peningkatan daya penahanan nafas, yakni mempertimbangkan kesiapan yakni sudah mampunya diri untuk menahan nafas pada perut dengan penahanan yang lebih lama.
  • Mungkin dengan meningkatnya kekuatan tubuh dari hasil pernafasan tersebut.
LATIHAN PERNAFASAN DADA

Cara pernafasan dada dengan tidur;
  1. Tidur telentang tanpa bantal.
  2. Posisi tangan berada disamping tanpa menyentuh badan.
  3. Ujung ibu jari bertemu dengan ujung jari tengah.
  4. Bila belum mampu berkonsentrasi dengan mata tebuka maka diperbolehkan mata terpejam.
  5. Menghirup udara melalui hidung secara perlahan dan teratur serta berusaha tanpa menimbulkan suara dalam penghirupan udara.
  6. Bila sudah tidak mampu lagi menghirup udara atau perut dan dada terasa sudah terisi penuh udara, simpan didalam dada.
  7. Yakni dengan mengempiskan perut dan mendorong udara dari perut kedada, sehingga terasa didalam dada udara menekan dan mendesak untuk keluar.
  8. Tahan posisi tersebut dalam beberapa hitungan awal, bagi pemula sekitar 10 hitungan secara teratur dan berjangka.
  9. Keluarkan udara melalui mulut secara perlahan dan teratur serta sehalus mungkin, berusaha untuk tidak menimbulkan suara hingga udara didalam dada yang telah disimpan terkuras habis.
  10. Ulangi hal tersebut secara berulang dan sesering mungkin dan berusaha untuk meningkatkan daya tahan atau lamanya menahan udara didalam dada.
Cara pernafasan dada dengan duduk;
  1. Duduk dilantai, akan lebih nyaman apabila langsung diatas tanah yang datar dan rata.
  2. Kaki bersila, kaki kanan dibawah kaki kiri.
  3. Ujung ibu jari bertemu ujung jari tengah dan diletakkan diatas lutut kanan bagi tangan kanan dan demikian juga dengan tangan kiri diletakkan pada lutut kiri.
  4. Kepala memandang lurus kedepan dan tegap, bila belum mampu berkonsentrasi dengan mata terbuka maka diperkenankan untuk memejamkan mata.
  5. Menghirup udara melalui hidung secara perlahan dan teratur serta berusaha tanpa menimbulkan suara dalam penghirupan udara.
  6. Bila sudah tidak mampu lagi menghirup udara atau perut dan dada terasa sudah terisi penuh udara, simpan didalam dada.
  7. Yakni dengan mengempiskan perut dan mendorong udara dari perut kedada, sehingga terasa didalam dada udara menekan dan mendesak untuk keluar.
  8. Tahan posisi tersebut dalam beberapa hitungan awal, bagi pemula sekitar 10 hitungan secara teratur dan berjangka.
  9. Keluarkan udara melalui mulut secara perlahan dan teratur serta sehalus mungkin, berusaha untuk tidak menimbulkan suara hingga udara didalam dada yang telah disimpan terkuras habis.
  10. Ulangi hal tersebut secara berulang dan sesering mungkin dan berusaha untuk meningkatkan daya tahan atau lamanya menahan udara didalam dada.
Cara pernafasan dada dengan berdiri;
  1. Ambil kuda-kuda tengah. ~Kaki kanan dan kaki kiri menyamping dengan jarak sekitar 1 meter. ~Badan berada ditengah antara kedua jarak antar kaki yang meregang. ~Kaki tegak lurus, sehingga masing-masing paha akan miring
  2. Kedua ujung ibu jari tangan bertemu dan kedua ujung jari telunjuk juga bertemu, sehingga akan terbentuk seperti sebuah lambang hati, posisi tangan lurus kedepan tapi rileks.
  3. Hirup udara secara perlahan melalui hidung secara perlahan, lembut, dan sehalus mungkin serta sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Dan gerakkan kedua tangan melebar kesamping dengan perlahan sesuai dengan irama penghirupan udara.
  4. Bila kedua tangan telah berada pada i80 derajat, gerakan tangan menuju kesamping pinggang, dan usahakan penghirupan udara selesai ketika tangan telah sampai pada pinggang.
  5. Kepalkan tangan dan letakkan disamping pinggang dan dorong udara yang ada didalam perut kedada.
  6. Tahan dalam beberapa lama atau hitungan(sekitar 10), untuk tahap awal. Dan berusaha untuk tingkat lanjut untuk meningkatkan daya tahan atau lamanya menahan nafas atau udara didada.
  7. Keluarkan udara melalui mulut secara perlahan dan halus dan berusaha untuk tidak menimbulkan suara, dan angkat tangan didepan(seakan menempel) dada kemudian gerakkan tangan kedepan, seakan seperti mendorong secara perlahan dan halus pula.
  8. Berusaha pada pengeluaran udara yang terakhir, posisi tangan atau jari sebagaimana posisi awal ketika mengambil udara, yakni membentuk hati.
  9. Ulangi pernafasan ini secara bertahap dan berusaha untuk meningkatkan daya tahannya atau lamanya menahan udara.
  10. Bila ketika menahan udara terlalu lama sehingga tidak mampu untuk mencoba mengeluarkan udara melalui mulut, maka hirup udara melalui mulut seperlunya(sedikit mungkin), kemudian keluarkan udara didalam dada melalui mulut. Hal ini diperlukan bila terdesak, yakni karena terlalu lama menahan nafas, sehingga katup tenggorokan tidak bisa terbuka, sehingga untuk memaksanya diperlukan asupan udara baru dari luar

ANATOMI SISTEM PERNAPASAN





A. Saluran Nafas Atas
1. Hidung
• Terdiri atas bagian eksternal dan internal
• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
• Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
• Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
• Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
• Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia
2. Faring

• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif

3. Laring
• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
• Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam’s apple)
- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
• Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu
4. Trakea
• Disebut juga batang tenggorok
• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
B. Saluran Nafas Bawah
1. Bronkus
• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf
2. Bronkiolus
• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
3. Bronkiolus Terminalis
• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
4. Bronkiolus respiratori
• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar
• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
• Dan kemudian menjadi alveoli
6. Alveoli
• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
• Terdiri atas 3 tipe :
- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
PARU
• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
• Terletak dalam rongga dada atau toraks
• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar
• Setiap paru mempunyai apeks dan basis
• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya
PLEURA
• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
• Terbagi mejadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

http://blog.ilmukeperawatan.com/anatomi-sistem-pernafasan.html 

Selasa, 24 Mei 2011

SIRKULASI ORANG DEWASA

Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan.
2. Sistem sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.

Pada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6 liter (4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam sistem sirkulasi sistemik dan paru-paru tanpa henti
       a.      Sistem sirkulasi sistemik

      Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru) dipompa keluar oleh jantung melalui bilik (ventrikel) kiri ke pembuluh darah Aorta lalu keseluruh bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria.

     kapilaria melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian yang disebut dengan vasomotion sehingga darah didalamnya mengalir secara terputur-putus (intermittent). Vasomotion terjadi secara periodik dengan interval 15 detik- 3 menit sekali. Darah mengalir secara sangat lambat di dalam kapilaria dengan kecepatan rata-rata 0,7 mm/detik. Dengan aliran yang lambat ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat melalui dinding kapilaria. Pertukaran zat ini terjadi melalui proses difusi, pinositosis dan transpor vesikuler, serta filtrasi dan reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa darah bersih dinamakan arteriole sedangkan ujung kapilaria yang membawa darah kotor dinamakan venule, terdapat hubungan antara arteriole dengan venule melalui 'capillary bed' yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung (bypass) dari arteriole ke venule melalui 'Arteria-Vena Anastomose (A-V Anastomosis).' (lihat gambar 2 di bawah). Darah dari arteriole mengalir kedalam venule kemudian melalui pembuluh darah balik (vena terbesar yang menuju jantung kanan yaitu Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) kembali ke jantung kanan (serambi/atrium kanan). Darah dari atrium kanan memasuki ventrikel kanan melalui Katup Trikuspid (katup berdaun 3).
Sistem Sirkulasi Sistemik: jantung (bilik / ventrikel kiri) --> Aorta --> Arteri --> Arteriole --> Capillary bed atau A-V Anastomose --> venule --> vena --> Vena Cava (Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) --> Jantung (atrium/serambi kanan).

b. Sistem sirkulasi paru (pulmoner)
Sistem sirkulasi paru dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung Oksigen (O2) tetapi mengandung banyak CO2, yang berasal dari Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) mengalir meninggalkan jantung kanan (Ventrikel/bilik kanan) melalui Arteri Pulmonalis menuju paru-paru (paru kanan dan kiri). Kecepatan aliran darah di dalam Arteri Pulmonalis sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih lambat daripada aliran darah di dalam Aorta. Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir ke kapilaria paru-paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan melalui proses filtrasi dan reabsorbsi serta difusi. Di kapilaria paru-paru terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih (darah yang mengandung banyak Oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar paru melalui Vena Pulmonalis (Vena Pulmonalis kanan dan kiri) memasuki jantung kiri (atrium/serambi kiri). Kecepatan aliran darah di dalam kapilaria paru-paru sangat lambat, setelah mencapai Vena Pulmonalis, kecepatan aliran darah bertambah kembali. Seperti halnya Aorta, Arteri Pulmonalis hingga kapilaria juga mengalami pulsasi (berdenyut).
Selanjutnya darah mengalir dari dari atrium kiri melalui katup Mitral (katup berdaun 2) memasuki Ventrikel kiri lalu keluar jantung melalui Aorta, maka dimulailah sistem sirkulasi sistemik (umum), dan seterusnya secara berkesinambungan.                                      
(Penampang jantung manusia, sumber: www.Infodokterku.com)                                                               
    Sistem Sirkulasi Paru-paru: Jantung (bilik/ventrikel kanan) --> Arteri Pulmonalis --> Paru --> Kapilaria paru --> Vena Pulmonalis --> jantung (atrium/serambi kiri).

SIRKULASI JANIN


Perubahan mendadak dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan penyesuaian sirkulasi neonatus berupa :
  • pengalihan aliran darah dari paru,
  • penutupan ductus arteriosus Bottali dan foramen ovale serta
  • obliterasi ductus venosus Arantii dan vasa umbilikalis.
Sirkulasi bayi terdiri dari 3 fase :
  1. Fase intrauterin dimana janin sangat tergantung pada plasenta
  2. Fase transisi yang dimulai segera setelah lahir dan tangisan pertama
  3. Fase dewasa yang umumnya berlangsung secara lengkap pada bulan pertama kehidupan
1.  Fase intrauterin
Vena umbilikalis membawa darah yang teroksigenasi dari plasenta menuju janin (gambar 2 dan 3 )
Lebih dari 50% cardiac out-put berjalan menuju plasenta melewati arteri umbilikalis. Cardiac out-put terus meningkat sampai aterm dengan nilai 200 ml/menit. Frekuensi detak jantung untuk mempertahankan cardiac output tersebut 110 – 150 kali per menit.
Tekanan darah fetus terus meningkat sampai aterm, pada kehamilan 35 minggu tekanan sistolik 75 mmHg dan tekanan diastolik 55 mmHg
Sel darah merah, kadar hemoglobin dan “packed cell volume” terus meningkat selama kehamilan. Sebagian besar eritrosit mengandung HbF
Pada kehamilan 15 minggu semua sel darah merah mengandung HbF. Ada kehamilan 36 minggu, terdapat 70% HbF dan 30% Hb A.
HbF memiliki kemampuan mengikat oksogen lebih besar dibanding HbA. HbF lebih resisten terhadap hemolisis namun lebih rentan terhadap trauma.
Gambar 2. Transfer O2 dan CO2 dalam Plasenta

 Gambar 1. Sirkulasi Darah Janin

2.   Fase transisi
Saat persalinan, terjadi dua kejadian yang merubah hemodinamika janin
  1. Ligasi talipusat yang menyebabkan kenaikan tekanan arterial
  2. Kenaikan kadar CO2 dan penurunan PO2 yang menyebabkan awal pernafasan janin
Setelah beberapa tarikan nafas, tekanan intrathoracal neonatus masih rendah (-40 sampai – 50 mmHg) ; setelah jalan nafas mengembang, tekanan meningkat kearah nilai dewasa yaitu -7 sampai -8 mmHg.
Tahanan vaskular dalam paru yang semula tinggi terus menurun sampai 75 – 80%. Tekanan dalam arteri pulmonalis menurun sampai 50% saat tekanan atrium kiri meningkat dua kali lipat.
Sirkulasi neonatus menjadi sempurna setelah penutupan ductus arteriousus dan foramen ovale berlangsung, namun proses penyesuaian terus berlangsung sampai 1 – 2 bulan kemudian.
3.    Fase Ekstrauterin
Ductus arteriousus umumnya mengalami obliterasi pada awal periode post natal sebagai reflek adanya kenaikan oksigen dan prostaglandin.
Bila ductus tetap terbuka, akan terdengar bising crescendo yang berkurang saat diastolik (“machinery murmur”) yang terdengar diatas celah intercosta ke II kiri.
Obliterase foramen ovale biasanya berlangsung dalam 6 – 8 minggu. Foramen ovale tetap ada pada beberapa individu tanpa menimbulkan gejala. Obliterasi ductus venosus dari hepar ke vena cava menyisakan ligamentum venosum. Sisa penutupan vena umbilikalis menjadi ligamentum teres hepatis.
Hemodinamika orang dewasa normal berbeda dengan janin dalam hal :
  1. Darah vena dan arteri tidak bercampur dalam atrium
  2. Vena cava hanya membawa darah yang terdeoksigenasi menuju atrium kanan, dan selanjutnya menuju ventrikel kanan dan kemudian memompakan darah kedalam arteri pulmonalis dan kapiler paru
  3. Aorta hanya membawa darah yang teroksigenasi dari jantung kiri melalui vena pulmonalis untuk selanjutnya di distribusikan keseluruh tubuh janin
 Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale,duktus arteriosus botali,duktus venosus arantii dan arteri umbilikalis

Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin.Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovaleyang terletak diantara dekstra dan atrium sinistra,dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta.Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang,sebagian besar darah dari ventrikel dekstra ini yang seyogianya mengalir melalui arteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.Darah dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh janin untuk memberi nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh.Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis,seterusnya diteruskan ke peredaran darah dikotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis demikian seterusnya,sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.Ketika janin dilahirkan,segera bayi menghisap udara dan menangis kuat,dengan demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.

KONSEPSI ,PERTUMBUHAN EMBRIO DAN JANIN
KONSEPSI adalah bersatunya ovum dan sperma ,namun demikian untuk .terjadinya suatu konsepsi dua kejadian lain harus terjadi terlebih dahulu yaitu ovulasi dan inseminasi.

OVULASI adalah runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium,ovum yang dibebaskan biasanya masuk kedalam tuba uterus,undulasi tuba dan gerakan silia men ggerakan ovum sepanjang tuba.Bila ovum gagal bertemu sperma dalam waktu 48 jam maka ovum akan mati dan hancur     

INSEMINASI adalah ekspulsi semen dari uretra pria kedalam vagina wanita.Beberapa juta sperma masuk kedalam vagina sebagai saluran reproduksi setiap kali ejakulasi semen.Dengan menggerakan ekornya dan dengan bantuan kontraksi muskuleryang mengelilinginya,sperma bergerak melalui uterus dan kedalam tuba falopi dengan kecepatan 1 kaki/jam.Sperma hidup selama beberapa hari .Bila ovulasi terjadi maka ovum akan dibuahi segera setelah meninggalkan ovarium

PEMBENTUKAN ZIGOT

Begitu sperma memasuki ovum ekornya dilepaskan dan kepalanya membesar untuk membentuk pronukleus laki-laki .Nukleous ovum merupakan pronukleus wanita .Kedua nukleus yang masing-masing mempunyai 23 kromosom bersatu dan membentuk sel pertama yang kemudian akan membelah menjadi jutaan ,setiap sel ini mengandung 46 kromosom,seluruh sel ini membentuk sel baru .Sel baru yang pertama disebut ZIGOT

PEMBELAHAN SEL

Sekitar 24 jam setelah konsepsi zigot mengalami pembelahan dengan proses menarik yang disebut mitosis

Ovum membelah dan membelah lagi setiap 12 sampai 15 jam mengikuti gerakan perlahan menuju tuba fallopii,segera ovum berbentuk seperti kelereng atau morula,sekitar 6 hari kemudian ketika ovum mencapai rongga uterus terjadi perubahan terbesar di dalamnya. Sel-sel membentuk dirinya sendiri menjadi lapisan luar dan kelompok sel-sel bagian dalam yang menonjol ke dalam rongga,cairan memenuhi ruang diantara lapisan dan kelompok ini sekarang disebut blastoderm atau blastula
IMPLANTASI ATAU NIDASI
Sebagaimana blastula bergulir ke dalam rongga uterus,ia kehilangan membran luarnya yang disebut zona pelusida,blastula kemudian bersiap untuk menjalani implantasi atau nidasi dalam endometrium,dengan berjalannya waktu nidasi terjadi
TAHAP EMBRIONIK (HARI KE 10 SAMPAI MINGGU KE 8)

Dengan berakhirnya minggu kedua masa gestasi,ovum terbenam seluruhnya dan tropoblas yang mengelilinginya mulai membentuk korion atau kantung bagian luar.Korion menjalarkan ratusan sel-sel yang menonjol yang disebut vili yang menembus desidua dan mewmberikan bentuk groundwork untuk plasenta,sel-sel sitotropoblastik pada korion menghasilkan hormon korionik gonadotropin,hormon ini diekresikan dalam urine wanita dan digunakan sebagai dasar pemeriksaan kehamilan

Embrio berkembang dari stalk body di dalam rongga amnion,membran amnion melapisi rongga yang secara normal mengandung cairan yang disebut cairan amnion,didalamnya embrio terapung dengan aman,korion ditutupi seluruhnya oleh lapisan luar vili,semua struktur ini terpendam dibawah desidua dan disebut vesikel korionik.Vili korionik akan menghilang,dan hanya meninggalkan vili pada tempat implantasi kemudian area ini akan menjadi plasenta

Dengan berakhirnya minggu ketujuh masa gestasi semua sistem tubuh esensial telah terbentuk 

CIRI-CIRI TUA FETUS

Tua kehamilan 8 minggu,panjang fetus 2,5 cm dengan ciri-ciri hidung,kuping,jari-jari mulai dibentuk,kepala membungkuk ke dada,mata,hidung dan mulut dapat dikenal

Umur kehamilan 12 minggu,panjang fetus 9 cm,daun kuping lebih jelas,kelopak-kelopak mata masih melekat,leher mulai dibentuk,alat genitalia eksterna terbentuk,kuku terbentuk,kepala tegak tetapi besarnya tidak sebanding,kulit merah muda,lembut

Sistem pencernaan : empedu disekresi,penyatuan langit-langit selesai,usus halus terpisah dari medula spinalis dan mulai menempati tempat yang khusus

Sistem muskuloskeletal : beberapa tulang mulai dibentuk,lengkung servikal dan sakral bagian bawah dan tubuh mulai menjadi tulang,lapisan otot polos mulai terdapat di rongga visera

Sistem sirkulasi : pembentukan darah di sumsum tulang

Sistem pernafasan : paru-paru mendapatkan bentuk yang tetap,muncul pita suara

Sistem ginjal : ginjal dapat mensekresi urine,kandung kemih menggembung seperti kantung
Sistem syaraf : konmfigurasi struktural otak secara garis besar selesai,medula spinalis menunjukkan pembesaran di daerah servikal dan lumbal

Umur kehamilan 16 minggu,panjang fetus 16-18 cm,berat 100 gram,kepala masih dominan,wajah menyerupai manusia,mata, telinga dan hidung mulai menyerupai bentuk sebenarnya,perbandingan lengan dengan kaki sesuai,muncul rambut kepala

Sistem pencernaan : mekonium di dalam usus,mulai menyekresi beberapa enzim,anus terbuka

Sistem muskuloskeletal : kebanyakan tulang dapat dibedakan diseluruh tubuh,muncul rongga sendi,pergerakan otot dapat dideteksi

Sistem sirkulasi : otot jantung telah berkembang dengan bai,pembentukan darah secara aktif terjadi di limpa

Sistem pernafasan : serabut elastis muncul pada paru-paru,muncul bronkilus terminalis dan respiratirius

Sistem ginjal : ginjal menempati tempat yang tetap,mulai mempunyai bentuk dan fungsi yang khas
Sistem syaraf : lobus-lobus terbentuk,serebelum mulsi menonjol
Sistem genital : testis dalam posisi turun ke dalam skrotum,vagina terbuka



Umur kehamilan 20 minggu,panjang fetus 25 cm, berat 300 gram,kulit lebih tebal,rambut halus atau lanugo mulai terbentuk,tungkai sangat bertambah panjang,mulai terlihat kelenjar sebasea

Sistem pencernaan : kolon asenden dapat dikenal

Sistem moskuloskeletal : sternum mengalami osifikasi,gerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu

Sistem pernafasan : lubang hidung terbuka,gerakan primitif mirip pernafasan dimulai

Sistem syaraf : secara kasar otak terbentuk

Umur kehamilan 24 minggu,panjang fetus 30-32cm,berat 600 gram,tubuh menjadi langsing tetapi dengan perbandingan sesuai,kulit menjadi merah dan berkeriput,terdapat vernix kaseosa,pembentukan kelenjar keringat.

Sistem sirkulasi : pembentukandarah meningkat dalam sumsum tulang 

Sistem pernafasan : terdapat duktus dan sakus alveolaris

Sistem syaraf : kortex serebri dilapisi secara khas,proliferasi neuron pada kortex serebri berakhir

Sistem genital : testis pada cincin inguinalis dalam proses turun ke dalam skrotum

Pada masa trimester kedua disebut masa fetal  

Umur kehamilan 28 minggu,panjang 27 cm,berat 1100 gram,badan langsing,keriput berkurang dan berwarna merah,terbentuk kuku

Sistem syaraf : tampak fisura serebralis,pembentukan lipatan otak dengan cepat,dapat menangis lemah atau belum sama sekali,refleks menghisap lemah

Organ-organ sensoris : kelopak mata terbuka,lapisan retina selesai dibentuk,dapat menerima cahaya,pupil dapat bereaksi terhadap cahaya

Umur kehamilan 30-31 minggu,panjang 31 cm,berat 2100 gram,lemak subkutan mulai terkumpul,tampak lebih bulat,kulit merah muda dan licin,mengambil posisi persalinan

Sistem genital : testis turun ke dalam skrotum

Organ-organ sensoris : terdapat rasa kecap,sadar akan suara di luar tubuh ibu

Umur kehamilan 36 minggu,panjang 35 cm,berat 2200-2900 gram,kulit merah muda,tubuh bulat,lanugo menghilang diseluruh tubuh

Sistem muskuloskeletal : gerakan pasti dan dapat bertahan,tonus cukup kuat,dapat membalik dan mengangkat kepala

Sistem syaraf : ujung medula spinalis L-3,siklus tidur bangun tetap

Umur kehamilan 40 minggu,panjang 40 cm,berat 3200 gram,kulit halus dan berwarna merah muda,vernix kaseosa sedikit,rambut sedang atau banyak,lanugo hanya pada bahudan tubuh bagian atas saja,tampak tulang rawan hidung dan kuping

Sistem muskuloskeletal : gerakan aktif dan bertahan,tonus baik,dapat mengangkat kepala

Sistem syaraf : siklus tidur bangun teratur diselingi periode bangun,menangis jika lapar dan merasa tidak nyaman,refleks menghisap kuat

Sistem genital : testis di dalam skrotum,labia mayora berkembang baik

Pada masa trimester ketiga disebut masa perinatal

SISTEM SIRKULASI JANIN

Sistem kardiovaskuler ialah sistem organ pertama yang berfungsi dalam perkembangan manusia.Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai pada minggu ketiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.Pada akhir minggu ketiga tabung jantung mulai berdenyut dan sistem kardiovaskuler primitif berhubungan dengan embrio,korion dan yolk sac,selam minggu keempat dan kelimajantung berkembang menjadi empat serambi,pada tahap akhir masa embrio perkembangan jantung lengkap

Paru-paru janin tidak berfungsi untuk pertukaran udara pernafasan,sehingga jalur sirkulasi khusus dibentuk untuk menggantikan fungsi paru-paru.

Darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi mengalir dari plasenta dengan cepat melalui vena umbilikalis ke dalam abdomen janin,ketika vena umbilikalis mencapai hati,vena ini bercabang dua,satu vena mengalirkan darah yang mengandung oksigen melalui hati,kebanyakan darah melalui duktus venosus arantii menuju ke vena kava inferior.Di vena kava inferior darah bercampur dengan darah yang tidak mengandung oksigen yang berasal dari kaki dan abdomen janin,dalam perjalanannya menuju atrium kanan sebagian besar darah ini mengalir langsung melalui atrium kanan dan melalui foramen ovale,satu muara menuju ke atrium kiri.

Di atrium kiri darah bercampur dengan sejumlah kecil darah yang tidak mengandung oksigen dari paru janin melalui vena pulmoner,darah mengalir ke dalam ventrikel kiri dan dipompa masuk ke dalam aorta.Di aorta,arteri yang menyuplai jantung,kepala,leher dan lengan menerima sebagian besar darah yang kaya oksigen.Pola yang mengalirkan oksigen dan nutrien berkadar tertinggi ke kepala,leher dan lengan ini membantu perkembangan sefalokaudal embrio-janin

Darh terdeoksigenasi yang kembali dari kepala dan lengan masuk ke atrium kanan menuju vena kava superior.Darah ini langsung dialirkan ke bawah menuju ventrikel kanan.Sejumlah kecil darah bersirkulasi melalui jaringan paru yang memiliki tahanan,tetapi sebagian besar mengalir melalui jalur yang dengan tahanan yang lebih kecil menuju duktus arteriosus kemudian ke aorta dan terus menuju arteri keluar yang memperdarahi kepala dan lengan dengan darah yang mengandung oksigen.Darah yang miskin oksigen mengalir melalui aorta abdominalis dan masuk ke dalam arteri iliaka interna,tempat arteri umbilikalis secara langsung mengembalikan sebagian besar darah ke plasenta melalui tali pusat